(Cerita Iseng) I'm A Stalker: When You Caught Me




Saya menulis cerita ini di Mc Donald, Malioboro Mall. Waktu itu lagi nunggu pesanan dan bosen setengah mati, jadi nulis ini deh..



Check the story out. Maaf kalo jelek :)




Aku mengetuk-ketukkan jariku pertanda bosan. Fuh, pelajaran fisika yang sangat membosankan belum juga usai. Entah mengapa rasanya pelajaran fisika yang hanya dua jam pelajaran terasa seperti dua tahun lamanya. Pelajarannya sulit, ditambah gurunya yang SANGAT tidak memenuhi kriteria BMW (Beauty, Mind, Wealth) benar-benar membuatku mengantuk. Well, mungkin tidak hanya aku. Kurasa hampir semua anak di kelas ini beranggapan begitu.
Aku menolehkan pandanganku keluar jendela. Fiuh, untung saja hari ini aku berhasil memenangkan ‘pertarungan’ perebutan kursi yang selalu terjadi setiap hari Selasa, Kamis, dan Jumat, hari di mana ada pelajaran fisika. Well, pemandangan dari kelasku yang berada di lantai tiga tidak buruk juga. Ada taman sekolah di ujung lapangan dengan bunga yang bermekaran, dan dilapangan sendiri ada segerombol anak lelaki sedang bermain sepak bola, beberapa anak berbaju putih ketat sedang berjalan melintasi lapangan.
Eh, tunggu??? Baju putih ketat?? Bukankah itu anak-anak klub anggar? Ya, tak salah lagi itu mereka. Kalau ada klub anggar sudah pasti ada.... Dia.
Yeah, aku sendiri mengakui aku menyukai seseorang. Sialnya orang yang kusukai adalah one of the most wanted man in this school. Tapi, asalkan kalian tahu, aku menyukainya bukan karena ketampanan ataupun kekayaannya, namun karena kebaikannya.
Namanya Adrian Purnama. Umurnya 17 tahun, sama denganku. Lahir di Padang, 18 Maret 1996, satu hari lebih tua dariku. Ia kelas XI IPA 1, sekelas denganku. Ia tinggal di Giant Residence 45 Jakarta Selatan, sebelah rumahku. Punya seorang adik perempuan yang masih duduk di Sekolah Dasar. Hal yang dilakukannya di waktu senggang adalah tidur. Jika sudah tidur, ia benar-benar sulit dibangunkan. Kamarnya ada di lantai dua rumahnya yang paling timur. Kamarnya bercat ‘warna-warni’ karena ia sendiri yang mengecatnya. Oke, jangan tanya padaku aku dapat informasi dari mana karena kalian pasti sudah menebaknya. Ya, aku seorang stalker. Aku penguntitnya selama setahun belakangan ini.
Yeah, sebanrnya aku dan Rian suah saling mengenal sejak kecil. Ia teman yang pertama kali menyapaku saat kepindahanku ke Jakarta. Aku dan Rian bersekolah dan berada di kelas yang sama saat SD, dua tahun sekelas saat SMP dan dua tahun di SMA ini aku sekelas dengannya lagi. Kebetulan yang aneh bukan? Tapi sayang seribu sayang, Rian seperti tak menganggapku temannya sejak kecil. Ia hanya menyapaku sama seperti ia menyapa teman-temannya yang lain.
Kedua mataku terus mengamati kemana arah mereka berjalan. Mereka mulai masuk ke ruang loker, mungkin akan istirahat. Aku mendengus kesal, andaikan pelajran tambahan ini sudah berakhir. Hey, kenapa harus menunggu berakhir?
Kalian tahu di mana aku sekarang. Yeah, aku kabur tambahan pelajaran fisika dan berencana nekad masuk ke ruang loker. Kamera siap di tangan, here we go!
Mengendap-endap, aku mulai masuk ke ruang loker. Ruang loker ini sangat luas. Kira-kira ada sekitar seribu loker milik seluruh murid ada di ruang ini. Loker-loker itu dibagi menjadi sepuluh deret panjang. Yeah, ayo mencari! Fighting!
Deret satu...nihil. Deret dua...nihil.Deret tiga...tidak ada siapapu. Deret empat...deret lima...nihil juga. Deret enam dan deret tujuh kosong juga. Tinggal tiga deret lagi. Deret delapan... kosong. Deret sembilan.... Hey, tunggu siapa yang di pojok itu?
Aku mengamati dengan teliti sosok yang tengah tertidur dengan posisi duduk di pojok itu. Tidak salah lagi. Dia!
Aku berjalan mengendap-endap. Kali ini lebih hati-hati. Jangan sampai dia tahu kalau aku sedang mendekatinya. Aku takut kalau terjadi salah paham nantinya. Aku berjalan mendekat...mendekat dan kini aku tepat di depannya. Aku berjongkok menjesajarkan wajahku dengan wajahnya. Sial, dia benar-benar lebih tampan saat tidur. Dengan hati-hati aku merogoh kameraku dan mengambil fotonya. Satu foto, dua foto cukup. Oke, sudah cukup. Sekarang saatnya kembali. Aku hendak bangkit berdiri ketika sebuah tangan, tangannya menahan tanganku.
“Sudah puas mengikutiku, Sayang?”
 *** 

Dibuat di Mc Donald, 16 Agustus 2013, 16.15
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "(Cerita Iseng) I'm A Stalker: When You Caught Me"

Posting Komentar

Copyright 2009 Jejak Si Kinep
Free WordPress Themes designed by EZwpthemes
Converted by Theme Craft
Powered by Blogger Templates