(Cerita Iseng) Bye Mom, Dad
Hayyyy, saya kembali lagi :D. Kali ini dengan cerita yang nggak tahu bikinnya udah berapa lama dan membusuk di laptop. Well, check the story out. Maaf kalo bahasanya rada alay gimana gitu~
Bye Mom, Dad
Aku mengeraskan musik rock yang
kuputar di mp3 player-ku hingga ke volume tertinggi. Tak peduli dengan telingaku
yang rasanya semakin sakit karena terlalu sering memutar musik-musik keras,
apalagi ditambah mendengarkan lewat headset, yang kupedulikan adalah aku tidak
ingin mendengar teriakan-teriakan tidak jelas di luar sana. Aku benci suara
teriakan, ingin mati rasanya mendengar
suara barang-barang dibanting di sana-sini.
Sayup-sayup aku masih bisa
mendengar suara mereka, ya ayah dan ibu.
Plak! Suara tamparan itu terdengar
keras, diiringi dengan teriakan menyakitkan yang keluar dari mulut seorang
perempuan.
“Dasar wanita jalang!! Beraninya
kamu pergi dengan laki-laki itu hah!!! Dasar permpuan tak tahu malu!!!”
PRANG!!! Aku mendengar suara barang
pecah yang dibanting lagi. Kali ini apa? Vas kesayanganku.
“AAAARRRRGGHHHHHH!!!!!!!”
Teriakan kali ini lebih keras dari
teriakan-teriakan sebelumnya. Teriakan ini terdengar sangat jelas di telingaku,
meskipun headset yang tersambung dengan mp3 bervolume maksimum menyumpal
telingaku.
Teriakan keras itu diiringi
rintihan yang keras pula. Aku masih terdiam di posisiku. Bingung dengan apa
yang harus kulakukan. Melepas headset lalu keluar dan melindungi ibu? Itu hanya
akan menambah perih. Diam di sini? Itu hanya akan membuatku terlihat seperti
pecundang.
“AAARRRRGGGHHHHHHHH!!!!!!”
Teriakan itu terdengar lagi. Kali
ini terdengar semakit menyakitkan. Berikutnya aku tidak menyadari lagi apa yang
kulakukan. Aku membuka dengan kasar pintu kamarku, dan dengan jelasnya melihat ‘pemandangan’
yang tersaji di depanku.
Mataku membulat sempurna melihat
pemandangan tepat di depan mataku. Pecahan-pecahan vas tersebat di mana-mana.
Darah bercipratan di mana-mana dan satu lagi. Seorang wanita, dengan genangan
darah di sekitarnya, dan seorang laki-laki yang memamerkan smirk khasnya,
menandakan puas dengan apa yang telah ia kerjakan.
“Apa yang kau lakukan,
bangs*t!!!!!!”
“Oh sayang, wanita itu wanita yang
jahat. Ayo sayang, kita pergi dari rumah ini. Kita pindah ke tempat yang lebih
baik, oke,” laki-laki itu berjalan mendekat ke arahku.
“Baiklah, ayah,” aku tersenyum, dan
DORRR!!!! Detik berikutnya pria itu jatuh tepat dihadapanku, dengan bekas
tembakan di keningnya.
Aku meniup ujung Revolver
kesayanganku yang masih berasap dan berbau timah. “Baik, aku pergi, ayah. Ibu,
terima kasih atas semuanya. Bye mom, dad.,” dengan langkah yang ringan aku meninggalkan kedua
sosok yang sudah tak bernyawa itu.
0 Response to "(Cerita Iseng) Bye Mom, Dad"
Posting Komentar